Entri Populer

Kamis, 09 September 2010

NIAT

Alhakim berkata, Niat membangkitkan hati menuju Allah.Niat mewujud pertama kali dalam bentuk lintasan pikiran, kemudian kehendak, yang mendorongnya bangkit menuju Allah.Setelah itu ia mendekati Allah swt. dengan akal,amal, pikiran, perhatian, dan tekadnya. Pada tahap inilah niat menjadi sempurna. Setelah itu, niat mengaliri anggota badan dan melahirkan amal.'' Apabila tekad sudah benar, sifat ria,sombong, dan angkuh keluar dari seluruh amalnya sehingga ia mencapai kedudukan yanp kuat. Sementara jika niatnya tidak sempurna, jiwanya laksana kebun yang di penuhi tetumbuhan. Ketika melangkah, ia tidak mengetahui letak kakinya karena begitu banyak sifat munafik yang bersemayam dalam jiwanya. Itulah jiwa yang dipenuhi kesibukkan dan bisikkan syahwat. Mana mungkin ia mendapat cahaya ?
Orang yang mendapatkan cahaya hanyalah yang memiliki qolbu yang bersih dan dada yang lapang. Allah melapangkan dadanya untuk menerima islam. Maka, ia mendapatkan cahaya Tuhan, larut dalam dzikir dan rahmatNya, serta dikuatkan dengan berbagai karuniaNya.
Dalam hal niat manusia bertingkat2: niat orang awam adalah menuju Allah dengan pengetahuan, akal, pikiran, perhatian, dan tekad.Perjalanan mereka terhalang. Ia tidak mempunyai kekuatan untuk melangkah karena qolbu mereka tidak cukup kuat. Ketika qalbu condong kepada nafs, ia akan merusak jalannya menuju Tuhan . Sementara niat para arif telah menyatu dengan diri mereka , karena qolbu mereka telah naik menuju Allah. Mereka menemukan jalan kepadaNya dan terus melangkah menujuNya. Qolbu mereka menjadi pemimpin , sementara nafs menjadi tawanan.'' Lihat Faydh al-Qadir jilid 6,hal.292.
Kutipan dari kitab LATHA'IF AL MINAN, hal: 384-385

PESAN DAN PETUNJUK

Saudaraku, jangan dengarkan orang yang mencela kaum sufi dan mengejek mereka agar kedudukanmu tidak jatuh di mata Allah dan agar kau tidak mendapat murkaNya.Sebab kaum sufi duduk bersa Allah dengan jujur, setia, dan mencermati ahwal nafs mereka terhadapNya.Mereka telah menyerahkan kendali mereka kepada Allah. Mereka mempersembahkan diri mereka di hadapanNya. Mereka tidak mau membela diri karena malu terhadapa rububiyahNya dan merasa cukup dengan sifat qayyu-Nya. karenanya,Allah memberi mereka sesuatu yang lebih daripada apa yang mereka berikan untuk diri mereka sendiri. Dia akan memerangi siapapun yang memerangi mereka. Dia akan mengalahkan pihak yang memojokkan mereka. Para sufi telah di uji oleh Allah dengan manusia pada umumnya, terutama ulama lahir. Karena itu, kau jarang menemukan ulama yang mau memercayai wali. Para ulama itu akan berkata kepadamu''Ya, kami mengetahui bahwa wali memang ada. Namun, di mana mereka sekarang ? Setiap kali kau menyebutkan seorang wali kepadanya, ia akan menolak keistimewaan wali itu. Lisannya mulai menyatakan penolakan dan ia enggan memercayainya. Hati hatilah terhadap orang semacam itu. Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang yang memercayai para wali-Nya lewat karunia-Nya.
Di kutip dari kitab Latha'if al-Minan(Rahasia yang Maha indah- ibnu Athaillah) hal :306